Select Your Language

Translate Your Language Here
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday, April 1, 2015

Pelajaran kedua: mengembangkan kalimat dengan analogi, perbandingan-pertentangan, melanjutkan via deskripsi/narasi



05 Maret 2014
Setelah mandi, ia mengeringkan badan, lalu memandangi seluruh tubuhnya di depan cermin.
1.       Analogi
2.       Deskripsi/ narasi
3.       Negasi –digerakkan sampai angka 9, point of a text, mengkol (negasi)

Negasi
Setelah mandi, ia mengeringkan badan, lalu memandangi seluruh tubuhnya di depan cermin. Pagi itu Ara ingin memakai dress biru yang hanya ia keluarkan dari lemari baju jika ada peristiwa-peristiwa penting. Tentu saja hari itu akan menjadi hari yang penting baginya karena Juan, pacarnya yang ditugaskan untuk mengurus perusahaan minyak selama setahun di Jayapura, akan pulang. Setelah mengikat rambutnya ke belakang dan menyemprotkan parfum Paris Siren ke seluruh tubuhnya, ia raih dress biru yang telah ia bentang di atas kasur sebelum ia mandi, lalu pelan-pelan memakainya. Ketika dia berhadap-hadapan lagi dengan cermin, senyumnya mengembang, ia perhatikan tubuh sintalnya yang sering membuat Juan menggodanya.  “Kok aku kelihatan gemuk  ya,” gumamnya sambil melepas dress biru lalu menggantinya dengan kemeja cokelat dan celana jeans hitam.

Narasi/ deskripsi
Setelah mandi, ia mengeringkan badan, lalu memandangi seluruh tubuhnya di depan cermin. Inilah kebiasaan baru Ara, yakni berdiri berlama-lama di depan cermin sambil menekankan bantal ke bagian perutnya yang sering jadi sasaran sepakan calon bayinya. Ia amati tubuhnya yang kian bulat, seperti seorang bocah yang tertegun menatap mainan baru pemberian ayahnya. “Betapa ajaibnya perubahan ini,” gumamnya sambil tersenyum pada bayangannya sendiri. Perlahan ia duduk di sisi ranjang—masih dalam keadaan telanjang—dan kembali menekan-nekankan bantal itu ke perutnya. Tangannya yang lain meraih sebuah majalah wanita yang halaman-halamannya telah melengkung dan berubah kelabu. Satu-satunya kata yang tertulis di sampul majalah itu adalah kata “Hamil” dengan huruf-huruf tercetak tebal dan berwarna merah muda.

Analogi
Setelah mandi, ia mengeringkan badan, lalu memandangi seluruh tubuhnya di depan cermin. Seperti memandang sebuah rumah tua yang telah rapuh dan berdebu, yang setiap ruangannya tak lagi layak untuk didiami. Jendela yang dulu selalu terbuka dan menjadi celah bagi cahaya matahari pagi kini selalu menutup diri. Begitu juga dengan pintu, ruang tamu, dan kamar tidur; tak lagi sebersih dan serapi enam puluh tahun lalu. Dinding-dindingnya pun telah sama kelabunya dengan warna daun gugur yang berserakan di pekarangan. Ara terus memperhatikan tiap bagian tubuhnya di dalam cermin, mengeja usia tua yang tak bisa ia hindari.

No comments:

Post a Comment

quotes

what is more beautiful than night/ and someone in your arms/ that's what we love about art/ it seems to prefer us and stays—Frank O'Hara