28-01-2014
Proposisi: Ursula punya alasan untuk duduk di pantai itu.
Why
Ursula punya alasan untuk duduk di
pantai itu. Ia ingin melupakan penyakit lupus yang kini dideritanya dengan
memandang matahari terbenam sambil duduk di batu karang. Penyembuhan yang
ditawarkan oleh beberapa dokter yang tadi siang ditemuinya hanya membuat
persoalan bertambah buruk. Dokter yang satu meminta untuk menaikkan berat
badan, sementara yang lain justru memintanya untuk menurunkannya. Sedangkan
sudah berbulan-bulan ia berobat dan dokter-dokter itu tak pernah membuat
perasaannya menjadi lebih lega . Sudah dua jam ia duduk di situ, meski tidak
bisa berdiri dengan nyaman lantaran kaki kanannya selalu gemetar dan ukurannya
kian hari kian menyusut. Di situ, dengan sebelah kaki terjulur dan sebelah lagi
bersila, ia memain-mainkan gantungan kunci bergambar matahari pemberian Keanu.
Ia termangu memikirkan penyakitnya, juga Keanu yang kini tak lagi
memperhatikannya seperti dulu. Pada waktu-waktu tertentu, ombak yang
bergulung-gulung di depannya mirip lembaran-lembaran kain yang dikeringkan di
tali jemuran.
Who
Who
Ursula punya alasan untuk duduk di
pantai itu. Gadis Irlandia berambut hitam pendek sedagu itu termangu-mangu
sendiri di atas batu karang yang di apit oleh dua buah pohon kelapa. Matanya
yang biru menatap laut lepas yang juga berwarna biru. Dadanya bergemuruh setiap
kali ombak dengan tenang menyentuh kaki-kaki telanjangnya, terbayang Keanu,
kekasihnya yang setahun lalu berlayar ke Samudera Hindia, membantu tentara
angkatan laut menyelesaikan sengketa hukum laut di wilayah India dan Pakistan.
Senja kian membayang di matanya yang berkaca-kaca, “Mengapa kamu tak pernah
memberiku kabar,” gumamnya, “Mengapa kamu tak pernah memberi tanda apa-apa dan
hanya memintaku menunggu di sini setiap sore.” Dengan ujung-ujung jari ia hapus
airmatanya, sementara angin memainkan rambutnya yang terurai menutupi pipi.
Gadis itu menghela nafas, berdiri, lalu melemparkan sebutir kerikil ke laut.
Proses duduk di pantai
Ursula punya alasan untuk duduk di
pantai itu. Baginya, sore itu pantai pasir putih nampak berbeda meskipun hampir
setiap sore ia berada di situ; cahaya matahari terlihat lebih terang,
burung-burung camar dan perahu yang melintas di kejauhan juga lebih ramai dari
biasanya, barangkali karena saat itu laut sedang surut. Burung-burung camar
dengan teriakan-teriakannya itu membuyarkan lamunan Ursula tentang Keanu,
terutama ketika burung-burung itu menukik dan mengepakkan sayap melintasi
angkasa. Ia menyapu pandangannya di sekitar pantai itu, beberapa pondok kayu
yang menjual es dugan di siang hari, kini nampak lengang . Awan beralih dan
sinar matahari semakin dekat memantul di laut. Angin bertiup menembus daun-daun
kelapa, suaranya mirip sekelompok orang yang menyapu tanah pada saat
berbarengan. Ursula mengambil segenggam pasir lalu membiarkannya jatuh melalui
jari-jarinya, pasir itu jatuh lagi ke pantai, dan Ursula melalukannya berulang
kali. Barangkali cinta yang dimiliki Keanu seperti pasir-pasir yang selalu gagal
kugenggam, pikirnya. Ursula membenamkan wajahnya, meringkuk sambil memegang
lututnya. Suara ombak seakan menghilang dan berubah menjadi kesunyian, seperti
ada kekosongan yang memasuki hatinya dan tinggal di sana untuk waktu yang cukup
lama. Di kejauhan seekor camar berputar-putar lalu hilang di cakrawala.
No comments:
Post a Comment