SULUH
buku kumpulan puisi berbahasa lampung
Penulis: Fitri Yani
©2013 Penerbit LampungLiterature
ISBN: 978-602-14191-1-3
Cetakan pertama: November 2013
100 hlm, 14X21 cm
Desain sampul: Devin
Nodestyo Kumpulan puisi ini telah memakan waktu yang lumayan lama dalam penulisannya, selama itu pula, saya menemukan beberapa hal berharga dalam mempelajari bahasa pertama yang saya terima dari tradisi lisan keluarga saya.
Bahasa ini mengenalkan saya kepada
beberapa kebiasaan serta tradisi masyarakat Lampung yang unik dan
kompleks—khususnya masyarakat Lampung Barat, semua itu coba saya akrabi hingga
ke lapis yang lebih dalam. Saya mendengar suara-suara bijak dan pesan yang
tersembunyi dari para orang tua, kenyataan-kenyataan hidup muda-mudi yang
begitu luas, juga upacara-upacara dan permainan-permainan masa kecil yang
membuat saya tertawa dan terkadang merenung—betapa setiap orang selalu memiliki
sebuah ruang sunyi untuk menyimpan kenangan.
Di sini, saya menuliskan beberapa keadaan,
pelajaran, pengalaman, cerita, serta impresi yang menurut saya menarik untuk
dituliskan. Meski dalam proses menulis puisi-puisi ini saya terkadang kesulitan
mencari padanan kata dan bentuk bakunya, sebab kamus-kamus bahasa Lampung yang
saya miliki ternyata tak banyak memuat diksi-diksi yang saya gunakan, semoga
kelak kamus-kamus itu akan menjadi lebih lengkap. Dan sesungguhnya kumpulan
puisi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat terbuka dengan
koreksi dan masukan dari teman-teman.
Buku ini tidak akan terbit tanpa
adanya dukungan dan kasih dari banyak pihak. Maka saya selalu ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada orang-orang ini, yang selalu menjadi
bagian dalam perjalanan saya: Ari Pahala Hutabarat—guru sastra saya yang
sejak tahun 2009 lalu memprovokasi saya untuk menulis puisi dalam bahasa
Lampung, Agit Yogi Subandi, dan sahabat-sahabat di Komunitas Berkat Yakin;
Alexander GB, Yulizar Fadli, Devin Nodestyo, Kiki Rahmatika, Arman AZ, Dina
Amalia. Juga untuk keluarga yang saya kasihi—dari merekalah bahasa dan
puisi-puisi ini lahir, dan inilah yang dapat saya persembahkan.
Pada akhirnya saya tahu bahwa saya
telah memulai. Semoga buku ini menjadi buku yang layak dibaca pada masa yang
semakin banal ini, di mana isu akan punahnya Bahasa Lampung masih begitu hangat
dibincangkan.
Tabik!
No comments:
Post a Comment