Jangan terlalu percaya dengan iklan-iklan susu atau anggapan-anggapan orang kebanyakan tentang susu sapi, yang katanya menyehatkan itu. keyakinan umum tentang manfaa susu ternyata mulai terbentuk tahun 1970-an. pada waktu itu, Amerika Serikat mengalami kelebihan produksi susu dalam jumlah besar. pemerintah federal mengeluarkan biaya yang lumayan besar untuk mengatasi kelebihan produksi susu tersebut, kabarnya 2,5 milyar pertahun. tahun 1983, surat kabar New York Times mengabarkan bahwa di dalam gudang milik pemerintah saja, tersimpan 1,3 milyar pon susu bubuk, 400 juta pon susu mentega, dan 900 juta pon susu keju. maka, para kapitalis berunding dengan pemerintah. kemudian pemerintah mengkampayekan agar masyarakan menyukai susu, kampaye ini harus didukung oleh dokter dan para ahli. itulah awal mula anggapan publik bahwa meminum susu itu baik untuk kesehatan. kampanye besar-besaran itu berhasil dan Indonesia termasuk negara yang mengimpor hasil kampaye itu.
teman-teman bisa cari beberapa artikel lainnya mengenai dampak negatif susu bagi kesehatan. jangan terlalu gampang percaya begitu saja dengan apa yang sudah kita anggap suatu kebenaran.
berikut saya sertakan beberapa penjelasan mengenai hal di atas, yang saya sadur dari beberapa sumber. semoga bermanfaat.
salam hangat
Fitri Yani
Tentang susu sapi, dibahas di dalam buku
best seller: The Miracle of Enzyme (Dr. Hiromi Shinya) bahwa:
1. Tidak ada makanan lain yang lebih sulit di cerna daripada susu (sapi)
2. Kasein yg membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit di cerna.
3. Komponen susu yang di jual di toko telah dihomogenisasi dan menghasilkan radikal bebas
4. Susu yang dipasteurisasi tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, lemaknya teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yg tinggi
5. Susu yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus
6. Jika wanita hamil minus susu (sapi), anak-anak mereka cenderung lebih mudah terjangkit dermatitis atopik (Penyakit radang kulit yang parah)
7. Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.
kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg.Namun, saat minum susu, konsetrasi kalsium dalam darah anda tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas hal ini mungkin terlihat seperti banyaknya kalsium telah terserap,namun peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk. Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-… Read Moretiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, jika anda mencoba untuk minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan.
Dari empat negara penghasil susu ter besar - AMERIKA, SWEDIA, DENMARK & FINLANDIA - di negara yang banyak sekali mengkonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis
Dalam buku Real Food juga dibahas tentang kalsium susu sapi yang sedikit diserap tubuh karena pengaruh makanan sapi jaman sekarang yang tidak lagi makan rumput sehingga enzim dan zat yang diperlukan untuk penyerapan kalsium sangatlah kurang...Dari situ sebenarnya kita bisa melihat, bahwa bukan cuma sebatas 'seberapa banyak' kalsium yang dikandung dalam suatu jenis makanan/minuman, tetapi bagaimana penyerapannya dalam tubuh kita, itu lebih penting... Jadi kalo kita minum susu hi-calcium, tapi kalo tubuh kita tidak bisa menyerapnya, maka kalsium hanya akan terbuang percuma...
Masuk akal
Menanggapi pendapat Shinya ini, pakar gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Waloejo Soerjodibroto, ketika dihubungi menyatakan bahwa pendapat tersebut masuk akal. Waloejo mengaku belum membaca buku Shinya, tetapi ia belum yakin bahwa kadar kalsium yang berlebih akibat asupan minum susu justru akan mendorong pembuangan kalsium dari ginjal melalui urine, termasuk kalsium dari massa tulang. â€Betapapun susu adalah sumber protein sehingga dalam konteks yang benar, susu tetap berguna untuk tubuh,†katanya.
1. Tidak ada makanan lain yang lebih sulit di cerna daripada susu (sapi)
2. Kasein yg membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit di cerna.
3. Komponen susu yang di jual di toko telah dihomogenisasi dan menghasilkan radikal bebas
4. Susu yang dipasteurisasi tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, lemaknya teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yg tinggi
5. Susu yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus
6. Jika wanita hamil minus susu (sapi), anak-anak mereka cenderung lebih mudah terjangkit dermatitis atopik (Penyakit radang kulit yang parah)
7. Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.
kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg.Namun, saat minum susu, konsetrasi kalsium dalam darah anda tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas hal ini mungkin terlihat seperti banyaknya kalsium telah terserap,namun peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk. Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-… Read Moretiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, jika anda mencoba untuk minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan.
Dari empat negara penghasil susu ter besar - AMERIKA, SWEDIA, DENMARK & FINLANDIA - di negara yang banyak sekali mengkonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis
Dalam buku Real Food juga dibahas tentang kalsium susu sapi yang sedikit diserap tubuh karena pengaruh makanan sapi jaman sekarang yang tidak lagi makan rumput sehingga enzim dan zat yang diperlukan untuk penyerapan kalsium sangatlah kurang...Dari situ sebenarnya kita bisa melihat, bahwa bukan cuma sebatas 'seberapa banyak' kalsium yang dikandung dalam suatu jenis makanan/minuman, tetapi bagaimana penyerapannya dalam tubuh kita, itu lebih penting... Jadi kalo kita minum susu hi-calcium, tapi kalo tubuh kita tidak bisa menyerapnya, maka kalsium hanya akan terbuang percuma...
Masuk akal
Menanggapi pendapat Shinya ini, pakar gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Waloejo Soerjodibroto, ketika dihubungi menyatakan bahwa pendapat tersebut masuk akal. Waloejo mengaku belum membaca buku Shinya, tetapi ia belum yakin bahwa kadar kalsium yang berlebih akibat asupan minum susu justru akan mendorong pembuangan kalsium dari ginjal melalui urine, termasuk kalsium dari massa tulang. â€Betapapun susu adalah sumber protein sehingga dalam konteks yang benar, susu tetap berguna untuk tubuh,†katanya.
Walaupun demikian, Waloejo setuju dengan
sebagian pendapat Shinya bahwa susu sapi memang paling cocok untuk anak
sapi, bukan untuk anak manusia, apalagi manusia dewasa. â€Dalam perkembangan masyarakat modern, air susu ibu diganti oleh susu formula atau pengganti air susu ibu
supaya kaum ibu bisa aktif bekerja. Manusia punya otak untuk merekayasa,
termasuk menciptakan pengganti air susu ibu yang mendekati atau mirip air susu
ibu, walaupun tak bisa sama persis,â€
tambahnya.
Kita tentu ingat slogan gizi â€Empat Sehat, Lima Sempurna†yang diciptakan tokoh gizi nasional, almarhum Prof dr Poorwosoedarmo, sekitar empat dekade lalu, yang menyebutkan bahwa konsumsi susu â€menyempurnakan†empat komponen makanan lainnya (karbohidrat, protein dan lemak nabati/hewani, sayur, dan buah-buahan). Menurut Waloejo, slogan itu bagus dan amat berguna pada masa tahun 1960-an ketika kondisi gizi masyarakat Indonesia masih kurang baik karena memberikan panduan yang mudah diingat masyarakat awam.
Namun, kini kita dapat mempertanyakan, apakah benar tanpa susu asupan gizi kita kurang sempurna. Panduan ini kemudian diganti dengan istilah ’menu seimbang’ (balanced diet), yang sebenarnya juga tidak pas. Yang benar untuk konteks Indonesia adalah giza atau gizi lengkap (wholesome diet). Semua komponen ada, tidak kelebihan, tidak kekurangan,†tutur Waloejo.
Konsumsi Ikan
Menurut Prof Errol Untung Hutagalung, Ketua Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), puncak massa tulang (peak bone mass) manusia terjadi pada usia 20 hingga 30-an tahun. Jumlah penderita osteoporosis terus meningkat dan dikhawatirkan menjadi beban masalah kesehatan di Indonesia 40 tahun lagi. Salah satu upaya pencegahannya adalah dengan memaksimalkan mengonsumsi kalsium ketika usia 20-30 tahun. Pengurangan kalsium mulai terjadi pada usia 40 tahun dan makin meningkat setelah usia 50 tahun, katanya (Kompas, 26/10). Ketika dihubungi semalam, Hutagalung menyatakan belum membaca buku Shinya sehingga belum bisa berkomentar bahwa konsumsi susu malah dapat meningkatkan laju osteoporosis.
Prof Waloejo sebaliknya setuju dengan pendapat Prof Shinya bahwa asupan kalsium tidak melulu harus dari susu. Ikan-ikan kecil dan rumput laut, yang selama berabad-abad dimakan oleh bangsa Jepang, ternyata mengandung kalsium yang tidak terlalu cepat diserap (slow release) yang justru dapat meningkatkan jumlah kalsium dalam darah.
Waloejo menekankan, yang penting untuk mencegah berkurangnya massa kalsium pada jaringan tulang bukan hanya asupan kalsium, tetapi juga tersedianya vitamin D3, yang dibuat dari inti kolesterol.
Pada awal evolusi, manusia purba tidak gampang mencari lemak. Dalam perkembangannya, lingkungan dan pola hidup manusia berubah, tetapi mekanisme usus dan enzim-enzim manusia purba masih tidak berbeda dengan manusia modern.
â€Itulah sebabnya kita sekarang menjumpai banyak kasus obesitas, kelebihan kolesterol dan trigliserida. Kritik Prof Shinya ada benarnya,†katanya.
Kita tentu ingat slogan gizi â€Empat Sehat, Lima Sempurna†yang diciptakan tokoh gizi nasional, almarhum Prof dr Poorwosoedarmo, sekitar empat dekade lalu, yang menyebutkan bahwa konsumsi susu â€menyempurnakan†empat komponen makanan lainnya (karbohidrat, protein dan lemak nabati/hewani, sayur, dan buah-buahan). Menurut Waloejo, slogan itu bagus dan amat berguna pada masa tahun 1960-an ketika kondisi gizi masyarakat Indonesia masih kurang baik karena memberikan panduan yang mudah diingat masyarakat awam.
Namun, kini kita dapat mempertanyakan, apakah benar tanpa susu asupan gizi kita kurang sempurna. Panduan ini kemudian diganti dengan istilah ’menu seimbang’ (balanced diet), yang sebenarnya juga tidak pas. Yang benar untuk konteks Indonesia adalah giza atau gizi lengkap (wholesome diet). Semua komponen ada, tidak kelebihan, tidak kekurangan,†tutur Waloejo.
Konsumsi Ikan
Menurut Prof Errol Untung Hutagalung, Ketua Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), puncak massa tulang (peak bone mass) manusia terjadi pada usia 20 hingga 30-an tahun. Jumlah penderita osteoporosis terus meningkat dan dikhawatirkan menjadi beban masalah kesehatan di Indonesia 40 tahun lagi. Salah satu upaya pencegahannya adalah dengan memaksimalkan mengonsumsi kalsium ketika usia 20-30 tahun. Pengurangan kalsium mulai terjadi pada usia 40 tahun dan makin meningkat setelah usia 50 tahun, katanya (Kompas, 26/10). Ketika dihubungi semalam, Hutagalung menyatakan belum membaca buku Shinya sehingga belum bisa berkomentar bahwa konsumsi susu malah dapat meningkatkan laju osteoporosis.
Prof Waloejo sebaliknya setuju dengan pendapat Prof Shinya bahwa asupan kalsium tidak melulu harus dari susu. Ikan-ikan kecil dan rumput laut, yang selama berabad-abad dimakan oleh bangsa Jepang, ternyata mengandung kalsium yang tidak terlalu cepat diserap (slow release) yang justru dapat meningkatkan jumlah kalsium dalam darah.
Waloejo menekankan, yang penting untuk mencegah berkurangnya massa kalsium pada jaringan tulang bukan hanya asupan kalsium, tetapi juga tersedianya vitamin D3, yang dibuat dari inti kolesterol.
Pada awal evolusi, manusia purba tidak gampang mencari lemak. Dalam perkembangannya, lingkungan dan pola hidup manusia berubah, tetapi mekanisme usus dan enzim-enzim manusia purba masih tidak berbeda dengan manusia modern.
â€Itulah sebabnya kita sekarang menjumpai banyak kasus obesitas, kelebihan kolesterol dan trigliserida. Kritik Prof Shinya ada benarnya,†katanya.
No comments:
Post a Comment