“siapa yang telah membangun
keramaian di tubuhmu?”
ingat atau lupakanlah aku
karena aku adalah ujung
sekaligus pangkal bagi perjalananmu
tak perlu terus menerus memukul
dada, merasa hilang debar
karena duka dan bahagia
tetap berada di alurnya masing-masing
lewatilah aku apa adanya, hayati setiap rencana
bayangkan gelora musim yang mendatang
hingga akan sampailah kamu
pada sebuah bandar di mana semua mahluk
dan segala benda senantiasa sentosa
batu-batu dan cerlang lampu
yang tertanam di tubuhku
akan menjadi kian dewasa
mendekap sepi
lihatlah keramaianku seperti kamu
melihat lingkaran pada penanda arah
(pohon kerikil tiang listrik ludah tikus
kendaraan debu sampah iklan jejak
pelacur kota pelabuhan cahaya)
hanya hening
hingga akan tergetarlah kamu, hai pejalan
kala menyadari tak ada lagi tegur sapa.
Maret 2009
No comments:
Post a Comment