gerimis kerap begitu pasrah tergores dari langit
sementara angin yang menerbangkan butiran debu
bagaikan bisikan-bisikan pasir
yang memanggil sukmaku dalam kegamangan
“seharusnya engkau berdoa” katamu
“menunggu musim rindu tiba?” tanyaku
sambil menepis gerimis di pelipismu
“kita harus luruh bersama angin
dan seolah lenyap dalam angan cuaca
biarkan debu-debu itu melarut dalam gerimis
sebab tak ada yang pasti dalam perjalanan ini"
setiap jejak telah kita insyafi sebagai keheningan
yang memanjang entah ke mana
dan akan kubiarkan tangan-tangan musim
menguburnya.
Mei-Juni 2007
No comments:
Post a Comment