Oleh: Fitri Yani
Tradisi sastra, apa pun bentuk dan ciri khasnya, merupakan milik seluruh bangsa di muka bumi ini. Dari zaman dahulu, manusia terus menciptakan karya sastra dengan tujuan dan fungsi yang bermacam-macam. Karya-karya tersebut menjadi semacam tanda dan penanda sejarah. Oleh karena itu, sastra tak bisa dipisahkan dari kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat pada jamannya. Dari situ kita bisa membaca dan belajar tentang gejala-gejala yang hadir dalam peradaban umat manusia.
Setiap gejala, baik itu gejala alam maupun gejala sosial, tidaklah selamanya statis, semakin berkembang pemikiran manusia, semakin luas pula nilai-nilai baru bermunculan. Gejala alam terus mengalami perubahan, musim hujan pun terkadang tak jatuh di bulan September. Demikian pula bencana hadir bagaikan mimpi buruk yang tak memilih hadir di mana.
Karena keadaan terus berubah, ilmu pengetahuan pun terus mengalami perkembangan. Ilmu itulah alat manusia untuk mengembangkan kebudayaan, dan tugas kebudayaan, seperti kata Prof. Budi Darma, adalah melihat menusia sebagai manusia yang baik, dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Agar harkat bangsa dan umat manusia pada umumnya meningkat dan menjadi lebih baik.
Sastra, sebagai salah satu produk pemikiran memiliki andil yang besar dalam hal mengembangkan kebudayaan. Sastra yang “baik” dapat menginspirasi dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat. Sehingga masyarakat mampu melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan dan peradaban bangsa yang mendorong terciptanya masyarakat modern yang beradab. Sastra, hadir di masa apa pun itu, merupakan proses budaya yang akan melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam mewujudkan peradaban suatu bangsa.
No comments:
Post a Comment