Select Your Language

Translate Your Language Here
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, December 7, 2010

Pemenang Nobel Sastra 2002

Imre Kertész, Dia yang Selamat dari Holocaust

"Untuk tulisannya yang menjunjung tinggi pengalaman individu yang rentan melawan kesewenang-wenangan sejarah." (Akademi Swedia)


STOCKHOLM -- Holocaust--pembantaian Nazi Jerman atas ras Yahudi-- adalah neraka dan rekaman pedih sejarah yang hingga kini tak jua terlupakan. Panitia Nobel dari Akademi Swedia kembali mengingatkan penduduk dunia pada masa suram itu. Panitia memilih Imre Kertész sebagai pemenang Nobel Sastra 2002, "untuk tulisannya yang menjunjung tinggi pengalaman individu yang rentan melawan kesewenang-wenangan sejarah," demikian pernyataan yang mereka rilis kemarin.

Kertész adalah salah satu korban yang selamat dari neraka Holocaust. Dia juga novelis Hungaria yang cukup dihormati di kampung halamannya maupun di Eropa. "Dalam tulisan-tulisannya Imre Kertész mengeksplorasi kemungkinan untuk melanjutkan hidup dan berpikir sebagai seorang individu pada masa ketika tekanan terhadap umat manusia menjadi sekadar kekuatan-kekuatan sosial meningkat makin sempurna," kata Akademi Swedia.

Karya-karyanya terus menerus menengok kembali kejadian-kejadian paling menentukan dalam hidupnya, periode yang dihabiskannya di Auschwitz sejak dia direnggut pada 1944. Dia masih kanak-kanak ketika Nazi mulai menganiaya kaum Yahudia Hungaria. Namun, Auschwitz bukanlah pengecualian dalam sejarah Eropa. "Inilah kebenaran tertinggi tentang kemerosotan manusia dalam eksistensi modern," kata Akademi.

Kini Kertesz sudah gaek, sudah 72 tahun. Namun, baginya, "Ketika aku sedang memikirkan sebuah novel baru, aku selalu memikirkan Auschwitz."

Setelah masa suram itu dilaluinya. Kertesz kemudian bekerja di sebuah koran Budapest, Vilagossag, yang kemudian dibubarkan pada 1951 karena mengadopsi garis partai. Dia lalu masuk militer selama dua tahun dan kemudian menghidupi diri sebagai penulis lepas dan penerjemah sejumlah karya-karya pengarang Jerman, seperti Nietzsche, Freud, dan Wittgenstein. Karya para pengarang yang kebanyakan filsuf itu sedikit banyak mempengaruhi tulisan-tulisannya.

Kertész menulis novel pertamanya, Sorstalanság, pada 1975 yang kemudian dilanjutkan dengan A kudarc dan Kaddis a meg nem születetett gyermekért yang menjadi trilogi pengalamannya tentang Auschwitz yang mirip otobiografi. Novel pertama itu mengangkat kisah pemuda bernama Köves yang dipendam di sebuah kamp konsentrasi tapi berhasil menyesuaikan diri dan selamat. Novel itu melukiskan bagaimana kehidupan dalam kamp diterima tanpa catatan, layaknya kehidupan biasa saja, kecuali tiadaknya kebahagiaan.

Sedangkan dalam Kaddis a meg nem születetett gyermekért, dia menampilan potret buram sang anak yang secara paradoksal merasa berada di rumah sendiri ketika ada di kamp tersebut. Bagi Kertész, dimensi spiritual manusia terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan kehidupan. Pengalaman individual seakan jadi tak bermakna ketika dia dilihat dalam terang kebutuhan dan kepentingan kolektif.

Karyanya yang lebih mirip esai filsafat tampak pada kumpulan fragmen dalam Gályanapló. "Pembenaran teoritis biasanya adalah konstruksi," tulisnya. Namun, dia tanpa lelah berdialog dengan para pemikir budaya besar seperti Pascal, Goethe, Schopenhauer, Nietzsche, Kafka, Camus, dan Beckett.

Kemenangan Kertesz atas Nobel ini berarti menyingkirkan nama-nama lain yang sebelumnya sempat disebut-sebut sebagai unggulan, seperti Philip Roth, Mario Vargas Llosa, Cees Nooteboom, dan Hugo Claus. Maka Kertész berhak atas hadiah 10 juta kronor atau US$ 1,07 juta. Dia akan menerima penghargaan itu, bersama para pemenang Nobel lainnya, dari tangan Raja Swedia Carl XVI Gustaf pada malam puncak di Stockholm, 10 Desember 10, yang bertepatan dengan peringatan wafatnya pencipta Nobel, sang penemu Alfred Nobel. (iwank/afp)
BIOGRAFI
Nama: Imre Kertész
Lahir: Budapest, 9 November 1929.
Pekerjaan:
- Jurnalis koran Budapest, Vil&aacutte;gosság (1948-1951)
- Penulis lepas dan penerjemah karya-kaarya pengarang Jerman, seperti Nietzsche, Hofmannsthal, Schnitzler, Freud, Roth, Wittgenstein dan Canetti.

Karya

·         Trilogi pengalaman tentang Auschwitz: Sorstalanság (Tanpa Takdir, 1975), A kudarc (Kegagalan, 1988), Kaddis a meg nem születetett gyermekért (Kaddish untuk seorang Anak yang Tak Terlahir, 1990 ).

·         A nyomkereso (Pandu, 1977)

·         Az angol labogó (Bendera Inggris, 1991)

·         Gályanapló (Catatan Harian Galley 1992 )

·         Valaki más: a változás krónikája (Aku-Yang Lain: tarikh sebuah metamorfosis, 1997)

·         A holocaust mint kultúra (Holocaust sebagai Budaya, 1993)

·         A gondolatnyi csend, am?g kivégzooztag újratölt (Saat-saat sunyi ketika regu eksekusi memuatinya lagi, 1998)

·         A számuzött nyelv (Bahasa Eksil, 2001)

Penghargaan
Brandenburger Literaturpreis 1995
European Understanding Award di Leipzig Book Fair 1997
WELT-Literaturpreis 2000

No comments:

Post a Comment

quotes

what is more beautiful than night/ and someone in your arms/ that's what we love about art/ it seems to prefer us and stays—Frank O'Hara